Little Kid, Big Dream

Hai Assalamualaikum, welcome to Anggita’s Journal!

Sebagai manusia yang normal, kita semua pasti punya mimpi dan harapan kan? Nah begitu juga saya. Makanya saya mau share sedikit pengalaman tentang mimpi kecil saya sewaktu masih SMP. Yuk dibaca hehehehe:p

Sejak masih SMP, saya sudah mempunyai keinginan untuk kuliah di Fakultas Psikologi. Sejak dulu saya sudah sangat tertarik dengan kepribadian manusia yang berbeda-beda, apa yang menyebabkan manusia melakukan suatu hal, dan saya juga menjadi salah satu tempat yang dituju ketika teman saya ingin curhat.  Saya juga sudah bercerita ke ayah saya kalau saya ingin masuk ke Fakultas Psikologi ketika saya lulus sekolah nanti, tapi ayah saya tidak setuju karena suatu hal.

Waktu berlalu, saya pun sudah berada di bangku SMA, dan cita-cita saya untuk menjadi psikolog pun perlahan memudar karena orang tua saya menginginkan saya menjadi dokter, dan kebetulan saya di SMA masuk ke kelas IPA. Saya pun mempelajari pelajaran-pelajaran IPA yang berat tersebut dengan harapan saya bisa masuk ke Fakultas Kedokteran di Perguruan Tinggi Negeri.

Lalu sampailah saya di masa memilih jurusan untuk jalur undangan, dan saya pun memilih Fakultas Kedokteran di pilihan pertama dan Fakultas Psikologi di pilihan kedua. Dan saya pun… tidak lulus hahahahaha. Sebagai manusia normal yang pastinya punya harapan, saya merasa sedih dan kecewa  pada saat itu tapi saya langsung bangkit karena saya tau saya harus tetap berjuang untuk bisa masuk ke Perguruan Tinggi Negeri.

Lalu saya pun mengikuti Ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri, saya tetap memilih jurusan IPA, tapi kali ini saya tidak memilih Fakultas Kedokteran lagi sebagai tujuan karena tau saingan-saingan saya sangat berat. Saya pun memiilih Fakultas Kedokteran Gigi di pilihan pertama, dan Fakultas Pertanian Jurusan Agribisnis di pilihan kedua. Sejujurnya kedua jurusan itu bukanlah jurusan yang saya minati, tapi tetap saya pilih karena saya terlanjur mengikuti intensif di bimbel di jurusan IPA.

Dan ternyata saya belum rejeki untuk masuk ke Perguruan Tinggi lewat SBMPTN, saya merasa sedih tapi tetap tidak berputus asa. Saya pun menyiapkan diri untuk Ujian Masuk Bersama Perguruan Tinggi Negeri (UMBPTN) dengan pilihan jurusan Psikologi di pilihan pertama, Ilmu Komunikasi di pilihan kedua, dan Ilmu Administrasi Negara di pilihan ketiga. Dan mama saya juga menyuruh saya untuk mengikuti Ujian Masuk Politeknik Negeri Medan, saya pun memilih jurusan Akuntansi. Sebenarnya saya tidak memiliki minat apa-apa di Akuntansi ,saya hanya mengikuti kata orangtua saya.

Lalu tibalah waktu pengumuman, Polmed hari pengumumannya lebih duluan sehari daripada USU. Saya pun melihat pengumuman tersebut dan alhamdulillah nama saya ada disana. Saya sudah sedikit pesimis dengan pengumuman USU karena saya merasa tidak mampu menjawab banyak ketika ujian kemarin. Saya pun sudah merencanakan untuk mendaftar ulang di Polmed, tapi karena ketidaklengkapan berkas saya terpaksa menundanya. Dan tibalah pada hari pengumuman USU, saya tidak langsung membukanya pada pukul 18.00 karena saya sedang pergi dan tidak membawa hp. Ketika saya pulang kerumah, HP saya sudah dipenuhi notifikasi dari teman-teman yang mengabari bahwa mereka lulus, walaupun ada juga yang tidak lulus. Saya tidak langsung membuka pengumuman karena saya tidak berharap apa-apa, dan saya juga tau servernya pasti masih penuh.  Lalu karena teman saya tidak sabar, dia pun menawarkan diri agar dia yang melihat pengumumannya.Dan Alhamdulillah…ternyata saya lulus di pilihan pertama, Fakultas Psikologi, Fakultas yang saya impikan sejak saya masih SMP.

Setelah semua urusan administrasi selesai, saya mengikuti Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB), dan setelah itu saya sudah resmi menjadi seorang Mahasiswi Fakultas Psikologi USU. Saya menjalani hari-hari di kampus dengan senang, walaupun kadang terasa lelah karena ada banyak tugas-tugas contohnya seperti ini, tapi saya tetap merasa excited karena ilmu Psikologi adalah ilmu yang sangat menarik.

Sekarang saya menyadari, semua kegagalan yang saya alami adalah rencana Allah untuk menjadikan saya orang yang lebih kuat. Dan setelah kegagalan-kegagalan itu saya lalui Allah memberikan reward yang sangat saya indah. Sekarang mimpi kecil saya ketika masih SMP bukanlah hanya ocehan seorang anak kecil yang dulu pernah tidak disetujui ayahnya, sekarang mimpi itu adalah sebuah kenyataan yang saya jalani.

Sekian cerita singkat dari saya. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi pembaca, dan memetik pejajaran bahwa kita tidak boleh takut untuk bermimpi. Karena apapun mimpi kita, semuda apapun usia kita waktu kita bermimpi, sesering apapun kita gagal, mimpi itu bisa jadi kenyataan bila kita terus berusaha dan berdoa. Memang terdengar klise, tapi saya rasa kalimat “Semua hal hebat berawal dari mimpi” itu benar adanya :-)

Psst.. kalau mau tau lebih banyak tentang Psikologi bisa mampir ke blog Saras, DhitaYasmin, dan Gio yaah! Thankyouuu❤

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar

Back
to top