Variasi Individual

Inteligensi
Novelis Inggris abad ke-20 Aldous Huxley mengatakan bahwa anak-anak itu hebat dalam rasa ingin tahu dan intel egensinya. Apa yang dimaksud Huxley ketika dia menggunakan kata intelegensi (intelligence)? Inteligensi adalah salah satu milik kita yang paling berharga, tetapi bahkan orang yang paling cerdas sekalipun tidak sepakat tentang apa intelegensi itu. Beberapa faktor mendeskripsikan intelegensi sebagai keahlian untuk memecahkan masalah (problem solving). Keahlian memecahkan masalah dan kemampuan untuk beradaptasi pada dan belajar dari pengalaman hidup sehari-hari.

Tes Inteligensi Individual
1.      Tes Binet
Binet mengembangkan konsep mental age (MA) atau usia mental, yakni level perkembangan mental individu yang berkaitan dengan perkembangan lain. Tak lama kemudian, pada 1912 William Stern menciptakan konsep intelligence quotient (IQ), yaitu usia mental seseorang dibagi dengan usia kronologis, dikalikan 100. Jadi rumusnya, IQ = MA/CA x 100. Jika usia mental sama dengan usia kronologis, maka IQ orang itu adalah 100. Jika usia mental di atas usia kronologis, maka IQ-nya lebih dari 100. Misalnya, anak enam tahun dengan usia mental 8 tahun akan punya IQ 133. Jika usia mentalnya di bawah usia kronologis, maka IQ-nya di bawah 100. Misalkan anak usia 6 dengan usia mental 5 akan punya IQ 83.

2.      Skala Wechsler
Tes ini dikembangkan oleh David Wechsler. Tes ini mencakupWecshler preschool and Primary Scale of Intelligence-Revised (WPPSI-R) untuk menguji anak usia 4 sampai 6 setengah tahun; Wechsler Adult Intelligence Scale-Revised (WAIS-R). Selain menunjukkan IQ keseluruhan, skala Wechsler juga menunjukkan IQ verbal dan IQ kinerja.

Teori Multiple Intelligence
Charles Spearman (1927) mengatakan bahwa orang punya inteligensi umum yang disebut g, dan tipe inteligensi spesifik, yang disebut s. L.L. Thurstone (1938) mengatakan orang yang mempunyai tujuh kemampuan intelektual spesifik, yang dinamakannya kemampuan primer: pemahaman verbal, kemampuan angka, kefasihan kata.

Teori Triarkis Sternberg
Menurut teori ini, inteligensi muncul dalam bentuk: analitis, kreatif, dan praktis. Inteligensi analitis adalah kemampuan untuk menganalisis, menilai, dan mempertentangkan. Inteligensi kreatif adalah kemampuan untuk mencipta, mendesain.

Ø  Delapan Kerangka Pikiran Grdner:
·         Keahlian verbal: kemampuan untuk berpikir dengan kata dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan makna.
·         Keahlian matematika: kemampuan untuk menyelesaikan operasi matematika.
·         Keahlian spasial: kemampuan untuk berpikir tiga dimensi.
·         Keahlian tubuh-kinestetik: kemampuan untuk memanipulasi objek.
·         Keahlian musik: sensitif terhadap nada, melodi.
·         Keahlian intrapersonal: kemampuan untuk memahami diri sendiri.
·         Keahlian interpersonal: kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain.
·         Keahlian naturalis: kemampuan untuk mengamati pola-pola di alam.

Emotional Intelligence
Emotional Intelligence adalah kemampuan untuk memonitor perasaan sendiri dan perasaan serta emosi orang lain, kemampuan untuk membedakannya, dan kemampuan untuk menggunakan informasi ini untuk memandu pikiran dan tindakan.

Ø  Menurut Goleman, emotional intelligence terdiri dari empat area:
·         Developing emotional awareness—seperti kemampuan untuk memisahkan perasaan dan tindakan.
·         Managing emotions—seperti mampu untuk mengendalikan amarah.
·         Reading emotions—seperti memahami perspektif orang lain.
·         Handling relationships—seperti kemampuan untuk memecahkan problem hubungan.

Gaya Belajar dan Gaya Berpikir
Tak satupun dari kita yang hanya punya satu gaya belajar dan berpikir; kita punya banyak gaya. Individu ini sangat bervariasi sehingga ada ratusan gaya belajar dan berpikir yang dikemukakan oleh para pendidik dan psikolog.

Dikotomi Gaya Belajar dan Berpikir
Ø  Gaya Impulsif/Refletikf
Disebut juga dengan tempo konseptual, dimana murid cenderung bertindak cepat dan impulsif atau menggunakan lebih banyak waktu untuk merespons dan merenungkan akurasi dari suatu jawaban. Murid reflektif biasanya standar kinerjanya tinggi. Banyak bukti menunjukkan murid reflektif lebih efektif dan lebih dalam pelajaran sekolah ketimbang murid impulsif.

Kepribadian dan Tempramen
Ø  Kepribadian
Kepribadian ialah pemikiran, emosi, dan perilaku tertentu yang menjadi ciri seseorang dalam menghadapi dunianya. Ada lima faktor utama yang mempengaruhi kepribadian. “Lima Besar” Faktor dalam Kepribadian. Yaitu yang terdiri dari stabilitas emosional, estraversi, keterbukaan kepada pengalaman, kepatuhan, dan kepekaan nurani.
Ø  Tempramen
Tempramen adalah gaya perilaku seseorang dengan cara khasnya dalam memberi tanggapan atau respons. Ada tiga tipe atau jenis tempramen:
·         Easy child biasanyamemiliki mood positif, cepat membangun rutinitas, dan mudah beradaptasi dengan pengalaman baru.
·         Difficult child cenderung bersifat negatif, cenderung agresif, kurang kontrol diri, dan lamban menerima pengalaman baru.

·         Slow-to-warm-up child biasanya anak beraktivitas lamban, agak negatif, menunjukkan kelambanan dalam beradaptasi, dan intensitas mood yang rendah.

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar

Back
to top