Pendidikan Multikultural

Pendidikan multikultular adalah pendidikan yang menghargai perbedaan dan mewadahi beragam perspektif dari berbagai kelompok kultural.tujuan penting dari pendidikan multikultural adalah pemerataan kesempatan bagi semua murid. Ini termasuk mempersempit gap dalam prestasi akademik antara murid kelompok utama dengan kelompok minoritas. Pendidikan multikultural mencakup isu-isu yang berkaitan dengan status sosioekonomi, etnisitas, dan gender. Karena keadilan sosial adalah salah satu nilai dasar dari bidang ini, maka reduksi prasangka dan pedagogi ekuitas menjadi komponen utamanya. Reduksi prasangka adalah aktivitas yang dapat diimplementasikan guru di kelas untuk mengeliminasi pandangan negatif dan stereotip terhadap orang lain. Pedadogi ekuitas adalah modifikasi proses pengajaran dengan memasukkan materi dan strategi pembelajaran yang tepat baik itu untuk anak lelaki maupun perempuan.

Memperdayakan Murid
Pemberdayaan (empowerment) artinya memberi orang kemampuan intelektual dan keterampilan memecahkan masalah agar berhasil dan menciptakan dunia yang lebih adil. Menurut pandangan ini, sekolah harus memberi murid kesempatan untuk belajar tentang pengalaman, perjuangan, dan visi dari berbagai kelompok kultural dan etnis yang berbeda-beda. Harapannya adalah hal ini akan meningkatkan rasa ‘harga diri minoritas, mengurangi prasangka, dan memberikan kesempatan pendidikan yang lebih setara.

Pengajaran yang Relevan Secara Kultural
Pengajaran yang relevan secara kultural adalah aspek penting dari pendidikan multikultural. Pengajaran ini dimaksudkan untuk menjalin hubungan dengan latar belakang kultural dari pelajar. Pakar pendidikan multikultural percaya bahwa guru yang baik akan mengetahui dan mengintegrasikan pengajaran yang relevan secara kultural ke dalam kurikulum karena akan membuat pengajaran menjadi lebih efektif.

Pendidikan yang Berpusat pada Isu
Dalam pendekatan ini, murid diajari secara sistematis untuk mengkaji isu-isu yang berkaitan dengan kesetaraan dan keadilan sosial. Pendidikan ini tak hanya mengklarifikasi nilai, tetapi juga mengkaji alternatif dan konsekuensi dari pandangan tertentu yang dianut murid.

Meningkatkan Hubungan di Antara Anak dari Kelompok Etnis yang Berbeda-beda
1.      Kelas Jigsaw
Kelas dimana murid dari berbagai latar belakang kultural yang berbeda diminta bekerja sama untuk mengerjakan beberapa bagian yang berbeda dari suatu tugas untuk meraih tujuan yang sama.
2.      Kontak Personal dengan Orang Lain dari Latar Belakang Kultural
Kontrak itu sendiri tidak selalu berhasil meningkatkan hubungan. Memasukkan anak minoritas ke bias sekolah yang didominasi kulit putih atau sebaliknya tidak selalu bisa mengurangi prasangka atau memperbaiki hubungan antar-etnis. Yang penting disini adalah apa yang terjadi setelah anaktiba disekolah.
3.      Pengambilan Perspektif
Latihan dan aktivitas yang membantu murid melihat perspektif orang lain dapat meningkatkan relasi antar-etnis. Latihan ini didesain untuk membantu murid memahami gegar budaya yang muncul sebagai akibat dari berada di setting kultural dimana orang berperilaku dengan cara yang berbeda dengan yang biasa dilakukan murid.
4.      Pemikiran Kritis dan Inteligensi Emosional
Kecerdasan emosional bermanfaat bagi hubungan antar-etnis. Kecerdasan emosional berarti punya kesadaran diri tentang emosi, mengelola emosi, membaca emosi, dan menangani hubungan.
5.      Mengurangi Bias
Pendukungan kurikulum antibias ini berargumen bahwa kendati perbedaan itu baik, namun diskriminasi bukan sesuatu yang baik. Berikut strategi antibias yang direkomendasikan untuk guru:
·         Ciptakan lingkungan kelas antibias dengan memasang gambar anak dari berbagai latar belakang etnis dan kurtular.
·         Pilih materi drama, seni, dan aktivitas kelas yang memperkaya pemahaman etnis dan kultural.
·         Gunakan boneka “pesona” untuk anak kecil. Enam belas boneka mewakili latar belakang kultur dan etnis yang berbeda-beda.
·         Bantu murid menolak stereotip dan diskriminasi. Buat aturan tega yang tidak membolehkan olok-olok atau pengucilan terhadap setiap aspek identitas individu.
·         Ikutlah dalam aktivitas peningkatan kesadaran untuk memahami pandangan kultural Anda sendiri secara lebih baik dan untuk menangani stereotip atau bias yang mungkin anda miliki.
·         Bangun dialog guru/orang tua yang membuka diskusi tentang masing-masing pandangan; lalu tukar-menukar informasi tentang bagaimana anak mengembangkan prasangka; dan beri tahu orang tua tentang kurikulum antibias.
6.      Meningkatkan Toleransi

Teaching Tolerance Project menyediakan sumber daya dan materi kepada sekolah untuk meningkatkan pemahaman antarkultur dan hubungan antar anak Kulit Putih dengan Kulit Berwarna.

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar

Back
to top